Jumat, 04 Maret 2011

TEKNIK ENCODING

• Data digital, sinyal digital
• Data analog, sinyal digital
• Data digital, sinyal analog
• Data analog, sinyal analog

Data digital, sinyal digital
• Sinyal digital
• Diskrit, pulsa tegangan diskontinyu
• Tiap pulsa adalah elemen sinyal
• Data biner diubah menjadi elemen-elemen sinyal

Ketentuan
• Unipolar
– Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama
• Polar
– Satu state logic dinyatakan oleh tegangan positif dan sebaliknya oleh tegangan negatif
• Rating Data
– Rating data transmisi data dalam bit per second
• Durasi atau panjang suatu bit
– Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
• Rating modulasi
– Rating dimana level sinyal berubah
– Diukur dalam bentuk baud=elemen-elemen sinyal per detik
• Tanda dan ruang
– Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Menerjemahkan Sinyal
• Perlu diketahui
– Waktu bit saat mulai dan berakhirnya
– Level sinyal
• Faktor-faktor penerjemahan sinyal yang sukses
– Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan)
– Rating data
– Bandwidth
Perbandingan Pola-Pola Encoding
• Spektrum sinyal
– Kekurangan pada frekuensi tinggi mengurangi bandwidth yang dibutuhkan
– Kekurangan pada komponen dc menyebabkan kopling ac melalui trafo menimbulkan isolasi
– Pusatkan kekuatan sinyal di tengah bandwidth
• Clocking
– Sinkronisasi transmiter dan receiver
– Clock eksternal
– Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal
• Pendeteksian error
– Dapat dibangun untuk encoding sinyal
• Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
– Beberapa code lebih baik daripada yang lain
• Harga dan Kerumitan
– Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi
– Beberapa code membutuhkan rating sinyal lebih tinggi

Pola –Pola encoding
• Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
• Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
• Bipolar-AMI
• Pseudoternary
• Manchester
• Differential Manchester
• B8ZS
• HDB3

Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
• Dua tegangan yang berbeda antara bit 0 dan bit 1
• Tegangan konstan selama interval bit
• Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero
• Contoh:
• Lebih sering, tegangan negatif untuk satu hasil dan tegangan positif untuk yang lain

Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
• Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) dalam kesatuan
• Pulsa tegangan konstan untuk durasi bit
• Data dikodekan / diterjemahkan sebagai kehadiran(ada) atau ketiadaan sinyal transisi saat permulaan bit time
• Transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) merupakan biner 1
• Tidak ada transisi untuk biner 0
• Sebagai contoh encoding differential




Encoding differential
• Data menggambarkan perubahan dari level
• Deteksi yang lebih dapat dipercaya untuk transisi daripada level
• Pada transmisi yang lebih komplek layoutnya lebih mudah hilang pada polatitas

NRZ pros and cons
• Pros
– Mudah untuk teknisi
– Membuat kegunaan bandwidth menjadi baik
• Cons
– Komponen dc
– Kekurangan dari kapasitas sinkronisasi
• Digunakan untuk recording magnetik
• Tidak sering digunakan untuk transmisi sinyal

Biner Multilevel
• Digunakan lebih dari 2 level
• Bipolar-AMI
• Zero menggambarkan tidak adanya line signal
• Satu menggambarkan positif atau negatif sinyal
• Satu pulsa menggantikan dalam polaritas
• Tidak ada kerugian dalam sinkronisasi jika panjang tali (nol masih bermasalah)
• Bandwidth rendah
• Tidak ada jaringan untuk komponen dc
• Mudah mendeteksi error

Pseudoternary
• Satu menggambarkan adanya jalur sinyal
• Zero menggambarkan perwakilan dari positif dan negatif
• Tidak adanya keuntungan atau kerugian pada bipolar-AMI





Pertukaran untuk biner multilevel
• Tidak ada efisiensi pada NZR
– Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan satu bit
– Pada 3 level sistem dapat menggambarkan log23 = 1.58 bits
– Receiver harus membedakan diantara 3 level (+A, -A, 0)
– Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang sama dalam bit error

Dua fase
• Manchester
– Transisi di tengah untuk tiap periode bit
– Perpindahan transisi sebagai clock dan data
– Rendah ke tinggi menggambarkan nol
– Tinggi ke rendah menggambarkan zero
– Digunakan IEEE 802.3
• Differential Manchester
– Transisi Midbit adalah hanya clocking
– Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan zero
– Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam menggambarkan nol
– Catatan : ini adalah pola differential encoding
– Digunakan IEEE 802.5





Pros dan Cons dua fase
• Con
– Paling sedikit satu transisi tiap bot time dan kemungkinan dua
– Kecepatan modulasi maksimum adalah kedua NZR
– Memerlukan lebih banyak bandwidth
• Pros
– Sinkronisasi dalam transisi bit mid (clocking sendiri)
– Tidak ada komponen dc
– Pendeteksian error
• Kehadiran dalam transisi yang diharapkan

Kecepatan Modulasi

Scrambling
• Penggunaan Scrambling untuk menggantikan rangkaian yang menghasilkan tegangan konstan.
• Rangkaian Filling
– Harus cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi
– Harus dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli
– Panjang sama dengan yang asli
• Tidak ada komponen dc
• Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
• Tidak ada penurunan pada kecepatan data
• Kemampuan pendeteksian error

B8ZS
• Penggantian Bipolar With 8 Zeros
• Didasarkan pada bipolar-AMI
• Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode positif sebagai 000+-0-+
• Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode negatif sebagai 000-+0+-
• Karena dua pelanggaran pada kode AMI
Tidak mungkin untuk terjadi seperti hasil noise
• Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octet pada semua zero

HDB3
• Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros
• Didasarkan pada bipolar-AMI
• String pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa

penilaian ttg blog saya